Mau Dibawa Kemana Listrik Indonesia? (Part akhir_Ada air ada listrik_)
Singkatan
kata atau beberapa kata yang dipendekkan ke dalam gabungan huruf atau suku kata
, akhir-akhir ini cukup booming di dalam percakapan media online khususnya
media sosial. (omong-omong ada yang tau gak bahasa “orang bener”nya singkatan
kata itu apa? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini dinamakan akronim).
Mulai dari singkatan yang memang sudah baku di dalam Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) sampai singkatan yang merujuk ke bahasa gaul, dan bahkan singkatan yang
hanya kita dan TUHAN saja yang tahu (asal singkat).
Sepulangnya
Aku dari Jepang, “jetleg” berkomunikasi via media sosial berupa “messenger”
perorangan atau grup (WA, Path, FB, twitter) itu sering terjadi. Mulai dari
roaming “tetek bengek” bahasan yang gak penting sampai tulisan pesan yang
terkadang aku gak bisa baca, hal ini dikarenakan banyaknya singkatan-singkatan
di dalam tulisan tersebut.
Mulai
dari singkatan per kata yang sengaja disingkat agar proses membalas semakin
cepat (dalihnya kaya gitu). contohnya “msk” (beda orang beda kepanjangan ini
bisa berarti masuk, masak, atau musik) , hmmmh ini singkatan yang multitafsir
sebenernya, tergantung dari kata sebelum atau sesudahnya. Ini masih wajar si,
asal SPOKnya diperhatikan…wkwkwkwk (berasa lagi belajar bahasa Indonesia).
Lanjut
kesingkatan 2 kata… Dalam EYD ini sebenernya ada beberapa yang memang sudah
menjadi aturan baku dalam berbahasa. Tapi, lagi-lagi cukup banyak teman-teman
yang menyingkat secara asbun (ini ada nih di EYD). Contohnya barel, Japri, karbela dan tbtb. Dari keempat contoh tersebut ada yang tahu
gak sob??
Nah
kalau untuk singkatan yang selanjutnya adalah singkatan untuk 3 kata. Kalau ini
sih sebenrnya gak ada yang mau dikomplen, Cuma kepengen narik garis beloknya
aja kecontoh 3T yang ada kaitannya dengan #energiberkeadilan. hehehe Liat gambarnya
dibawah ya sob!!
Jadi
3T adalah singkatan dari kepanjangan Terdepan, Terluar dan Tertinggal. Ini adalah
salah satu singkatan yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memprioritaskan pemerataan
pembangunan daerah tersebut. Nah kementrian
ESDM mengadopsi singkatan 3T ini untuk daerah atau pelosok yang masih belum “merdeka
dari kegelapan”.
program LTSHE dari pemerintah untuk daerah 3T |
Jadi,
untuk mereka yang di daerah 3T ini, karena susah banget dijangkau jaringan
listrik, dapet prioritas dari Pemerintah untuk dipasangkan LTSHE di rumahnya.
Bener-bener cucok lah untuk pertolongan pertama sembari menunggu dialirkan
listrik dengan watt yang sesuai dengan keinginan, setidaknya dengan LTSHE ini sudah
bisa terang kalau malam hari dan tidak gelap-gelapan sembari menyiapkan
perlengkapan ke sekolah untuk esok hari, dan pastinya belajarpun jadi nyaman.
Untuk
yang tidak termasuk di daerah 3T, LTSHE ini sudah banyak dipasarkan secara
umum. Memang sih harganya masih agak mahal, tapi untuk membantu penerangan, ini
sangat membantu. Bayangpun….. saudara-saudara kita bagaimana bisa belajar dalam
gelap….sementara kita disini malah enak-enakan menghambur-hamburkan listrik
yang untuk membangkitkannya dibutuhkan banyak sekali sumber energi. (yang masih belum tau juntrungannya LTSHE klik disini)
Masih
mau kita memboroskan listrik melihat kondisi kaya gini? Terlaluuuu….tsaaah
Nah untuk
program LTSHE ini pemerintah sedang galak-galaknya memusatkan pemberian secara cuma-cuma
di Indonesia bagian timur, kenapa?? Karena disana agak jauh dari potensial
sumber energi, baik yang fosil maupun yang EBT.
Nah,
sekarang bagaimana untuk daerah-daerah atau pelosok Indonesia yang kaya akan
sumber airnya namun topografinya sulit untuk dijangkau.
Jengjeng…
PLTMH adalah tawarannya… Apa itu PLTMH?
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Seperti
yang kita ketahui, dimana ada air, listrik bisa dihasilkan. Semua pasti tau lah ya
pembangkit ini cukup sederhana dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya
hanya mengandalkan dua kata kunci yaitu adanya aliran (atau air yang mengalir)
dan beda ketinggian. Betul banget, ini adalah versi mini dari pembangkit
listrik tenaga air (PLTA). Jika PLTA butuh lahan yang luas dengan debit air
yang sangat tinggi dan mampu menghasilkan kapasitas listrik hingga mencapai
diatas 10 MW, maka PLTMH ini dimensi dan kapasitas yang dibangkitkannya lebih
kecil, walaupun sebenernya besar juga kalau menurut orang awam, biasanya ada
rumah-rumahan yang dibuat untuk melindungi generator.
Awal
kali pemanfaatan air sebagai sumber listrik, hipotesanya adalah harus terdapat
air terjun. Namun seiring berjalannya waktu dan penelitian, beda ketinggian
dapat direkayasa dengan membuat “sumbatan” dari sungai sehingga terbentuk
seperti kolam penampung (intake) lalu hanya dengan mengontrol “sumbatan” agar
terciptanya debit aliran dengan posisi yang optimal. Nah ketika rekayasa aliran
dan beda ketinggian ini dapat dioptimalkan, maka kita tidak perlu lagi membuka
lahan dengan menebangi hutan hanya dengan mengkondisikan 2 hal tadi (debit air
dan ketinggian).
Nah,
komponen lainnya setelah berhasil merekayasa “area” hal lain yang perlu
diutamakan adalah turbinnya. Turbin yang biasa dan sudah banyak penggunannya
untuk PLTMH ini adalah turbin tipe aliran silang (cross flow). Dan yang sudah
tertanam dan berjalan di pelosok Indonesia adalah jenis turbin cross flow yang digunakan
untuk ketinggian air 7 hingga 80 meter. Secara teoritikal dari turbin ini dapat
dihasilkan listrik sekitar 44 kilowatt.
Dengan
kondisi Indonesia yang berlimpah sumber airnya, PLTMH ini menjadi tawaran yang
menggiurkan para investor untuk terjun ke ranah ini. Secara hitungan ekonomis
Faisal Rahadian Sekretaris Umum Asosiasi Hidro Bandung menyatakan hanya dengan
merogoh uang sekitaran Rp 25 juta – 40 juta, investor bisa membangkitkan daya sebesar
2.500 watt. Tinggal mengkondisikan regulasi “untung-rugi” yang sudah
diterbitkan pemerintah melalui munculnya permen ESDM nomor 12 tahun 2017 yang menyinggung
aturan harga jual listrik ke PLN. Yaps lagi-lagi koordinasi dan #kerjabersama
antara elemen investor, masyarakat serta dukungan pemerintah menjadi kunci keberhasilan #energiberkeadilan.
Oke
bro cerita tentang listriknya ditutup dulu sampai hari ini, cerita
besok-besoknya kita akan sedikit mengulik dalam mengenai alat-alat yang
digunakan dalam perjalanan pembangkit listrik tenaga EBT di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar